"Ini angin, yang akan membuat kita bahagia." Katamu, kemarin dulu.
Aku menutup mata. Mencoba merasai angin gunung yang lamat-lamat menusuk tulangku.
"Ih, tapi dingin!"
"Menusuk tulangmu?"
"Iya..."
"Karena itulah kamu akan berbahagia, sayang."
//////
Kemudian kamu pergi
menaiki mercusuar dengan seribu anak tangga di selatan pulau
menggenggam duka dalam angin
Dan lenyap bersama sajak ini
//////
Oh, kamu begitu klise.
Sedang angin kemarau inimembuat nadiku kering.
Tapi, apa katamu?
Aku akan berbahagia, kan.
Entahlah.
0 Kommentarer:
Post a Comment