Shalsa Nabila

Pengagum kata-kata dan pemimpi sepenuhnya.

Saturday, 11 February 2012

Hari yang Terlupakan: Tentang RISMA

Tiba-tiba aku terlupa
Pada bau eukaliptus yang menempel pada udara, yang menempel pada jari-jariku, yang menempel pada sweaterku

Aku mencoba mengingat-ingat, mencari-cari, dan mereka-reka
Sepeti apa baunya itu?
Tidak. Aku tidak ingat.

Aku terlupa
Pada dingin yang menusuk tulang, yang membuat gigiku gemertak, yang membuat badanmu sakit

Aku terlupa
Pada sebuah Mahakarya, sebuah fajar berwarna oranye, yang memberikan kita kehangatan tiba-tiba selepas subuh yang begitu dingin

Aku terlupa
Pada luncuran di Sekolah Dasar, pada pematang sawah berlumpur yang membuat kaki kita kotor, pada kakus di pinggir kolam

Aku terlupa
Pada suami-istri yang tinggal di pondok itu, yang kita bangunkan di malam hari untuk mendapat segelas teh hangat

Aku terlupa
Pada mobil bak yang datang tiba-tiba, membawa kita ke tempat yang kita tidak tahu, kita tidak kenal

Aku terlupa
Pada sungai yang membawa bau belerang, pada kabut yang membuat pipimu dingin, pada batu-batuan yang membuat kita susah berjalan

Hari-hari itu begitu berat menarikku, memanggil-manggilku
Hingga akhirnya aku harus berhenti sejenak, mencoba memandang ke belakang

..............................

Tidak.
Tidak ada yang hilang.

Aku masih teringat 
Pada kita yang mengacuhkankan dingin, pada kita yang diselimuti oleh kehangatan tak berbentuk

Aku masih teringat
Pada waktu yang berderap terlalu cepat, yang tiba-tiba membawa kita kembali ke Jakarta


Aku masih teringat
Pada lagu yang kita senandungkan di atas bus bergambar panda itu, pada cerita-cerita yang kau ceritakan di sela perjalanan

Aku masih teringat
Pada suasana riuh rendah yang hadir tiba-tiba di atas bus bergambar panda itu ketika waktu sudah menjelang Maghrib, pada tangismu yang pecah tiba-tiba, pada lampu jalanan yang bersinar tiba-tiba dalam warna-warna yang tidak pernah kulihat sebelumnya

Aku masih teringat
Pada sebuah kehangatan yang datang dari suatu tempat yang jauh, yang tidak berupa dan bahkan tidak bisa kita mengerti

Tidak ada yang hilang.
Pada hari itu, semuanya menjelma, menjadi sebuah harmoni pelan yang pada suatu saat akan memanggil kita tiba-tiba
Lalu mengabur,


Lalu pergi begitu saja



4 Kommentarer:

Sanaa A

mataku kok berkaca kaca baca ini..... ini namanya rindu atau apa ya....

Shalsa Nabila

rindu sama semuanya apa sama satu orang doang?? :p

Naufal Rahman

sumpah jd kangen sama risma!! AAA tanggung jawab anterin gue kesana sekarang!!! btw seluncuran itu di SMA 24 ya bukan di sekolah dasar

Shalsa Nabila

Ohiya!! Kita kan nginep di SMA bukan SD... lupa gue *face palm*
Yah kalo udah terlanjur ~.~

Post a Comment